Menu

SANG PEMIMPI

Posted by Aya Chan on

 

Tersebutlah seorang anak, namanya Mantino Robert. Suatu saat di sekolahnya dia mendapat tugas untuk membuat gambar impian. Teman-temannya di sekolah itu rata-rata anak orang kaya. Mereka membuat gambar-gambar impian yang luar biasa besar, mulai dari rumah megah, mobil mewah, jalan-jalan ke berbagai benua, dan sejenisnya.

Karena melihat teman-temannya membuat gambar impian yang luar biasa besar, maka dia pun terpengaruh untuk membuat impian yang sejenis. Sebuah impian yang sudah lama dia sampaikan ke ayahnya, tapi hanya sebatas lisan saja.

Giliran teman-temannya mempresentasikan impian-impian mereka di depan kelas, Sang Guru sangat mengapresiasi dan menghargai. Maklum mereka kan anak orang-orang kaya dan berkedudukan cukup terhormat di kotanya.

Tapi entah kenapa, ketika giliran dia presentasi, Sang Guru terlihat bermuka masam, kurang nyaman, kurang respon dengan apa yang dia presentasikan. Sebelum dia selesai presentasi, diambillah kertas impiannya oleh Sang Guru, dilecek-lecek dan dibuang.

Sang Guru berkata: “Wahai Mantino Robert, kamu ini tidak tahu diri, kamu ini siapa, anak orang miskin, orang tidak punya, kenapa impianmu begitu besar, mengada–ada,…..!”

Mantino Robert pun menangis. Diambilnya kertas impiannya yang tergeletak di lantai. Digenggamnya erat, diletakkannya di dada. Degub jantungnya semakin cepat, keyakinannya menguat, tekadnya membara; “IMPIANKU INI HARUS MENJADI NYATA!” gumamnya.

***

Dibawanya kertas impiannya yang lecek itu pulang, sepanjang jalan dia menangis. Ingin sekali dia segera memeluk ayahnya, dan menceritakan semuanya. Selama ini, ayahnyalah yang mengajarinya agar berani bermimpi besar.

Dia masih sangat ingat dengan kata-kata ayahnya: “Wahai Mantino Robert, kamu masih percaya Tuhan itu ada? Kamu yakin Tuhan maha kuasa? Kalau kamu serahkan impianmu kepada Tuhan, maka sangat mudah bagiNYA untuk mewujudkannya. ASALKAN ENGKAU TIDAK PERNAH MENYERAH!”

***

Belasan tahun kemudian, ada rombongan study tour ke sebuah peternakan yang sangat besar dengan bangunan-bangunan megah di dalamnya. Setelah melihat kesana kemari, akhirnya Sang Guru dari sekolah tersebut penasaran, ingin bertemu dengan siapa orang yang memiliki peternakan yang luar biasa hebat ini.

Setelah Sang Guru tersebut bertemu dengan orang yang punya peternakan ini, mereka saling pandang. Sang Guru pun terdiam, seakan-akan pernah ingat wajah ini. Sebelum keheranan Sang Guru ini selesai, pemilik peternakan hebat ini menyalami Sang Guru, mencium tangannya, memeluknya, dan berkata: “Pak Guru, aku Mantino Robert……”

Saudara sekalian, hikmah apa yg bisa anda tangkap dari cerita ini?

1. Berhentilah meremehkan impian orang lain, karena ketika Tuhan terlibat, maka impian sebesar apapun bisa terjadi, kadang tanpa syarat.

2. Bagi anda yg punya impian, jangan pernah ragu, perbesar impian anda, perkuat. Jangan hanya bersandar pada kemampuan anda, karena anda pasti ragu. Tapi bersandarlah pada kemampuan Allah Yang Maha Bisa. Ucapkanlah: “Laa haula walaa quwwata illa billah.”

3. Terus pertahankan impian Anda, karena impian anda ibarat magnet dan anda ibarat besinya. Semakin besar impian anda, akan semakin kuat anda tertarik menuju impian tersebut.

Selamat bermimpi besar, selamat berjuang bersama impian-impian anda!

Jangan pernah berhenti sampai impian anda menjadi nyata!

Salam Sukses Luar Biasa!


Share this post



← Older Post Newer Post →


Leave a comment